Tugas
:
KAPITA SELEKTA TANAMAN PERKEBUNAN
Penyakit yang menyerang pada
tanaman kopi
(coffea spp.)
OLEH
Alkadrin Manui
Npm : 043 111 002
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGY
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2013
PENDAHULUAN
Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi
di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat
karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta
kopi Arabika mempunyai
karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen
(Yusianto, 2005).
Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan
OrganismePengganggu Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman kopi di Sulawesi
Selatan adalah hama penggerek buah kopi
(Hypothenemus hampei Ferr.), penggerek
batang, (Zeuzera sp.,), Penggerek cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau
(Cocus viridis), kutu putih (Ferrisia
virgata), penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora
Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Akibatnya, jumlah hasil produksi
mengalami penurunan hingga 30 persen, juga sangat meresahkan para petani kopi
di daerah itu (Nababan, 2010).
Di pertanaman kopi banyak terdapat gangguan- gangguan yang sangat
merugikan, salah satunya yaitu hama penggerek buah kopi (Pbko). Kumbang dan
larva hama ini menyerang buah kopi yang sudah cukup keras dengan membuat liang
gerekan dan hidup di dalam bijinya, sehingga menimbulkan kerusakan yang cukup parah
(Najiyati dan Danarti, 2001). Penerapan sistem agroforestri pada tanaman kopi yang
dicirikan oleh banyaknya pohon penaung memberi beberapa manfaat. Sistem ini
dapat meningkatkan keragaman hayati, mengkonservasi kesuburan tanah, dan
meningkatkan kesehatan tanaman. Sistem agroforestri memiliki kemiripan dengan
hutan yaitu ekosistemnya yang stabil sehingga mampu menghambat perkembangan OPT pada tanaman kopi
(Staver et al.,2001).
Di alam Pbko dapat diinfeksi oleh jamur patogen. Jamur-jamur yang dapat
menyerang Pbko antara lain Beauveria bassiana, Metarhizium anisopl iae, Botryt
is stephanoderis dan Spicaria javanica (Sudarmo,
1989). Jamur-jamur pada umumnya dapat tumbuh pada keadaan lingkungan yang
lembab. Sistem agroforestri kopi dengan pohon penaung diperkiraka dapat
meningkatkan aktivitas jamur patogen sebagai musuh alami hama kopi ini.
Informasi mengenai keterjadian penyakit jamur pada hama Pbko pada agroforestri
masih terbatas.
PEMBAHASAN
Gejala serangan buah kopi yang terserang busuk buah seperti yang terlihat
pada Gambar 1. Pada buah hijau awalnya
terdapat bercak hitam dan akhirnya
seluruh buah hitam dan pada permukaan buah terlihat spora berwarna
putih.
Gambar
1 : Gejala serangan penyakit busuk buah
pada buah hijau (A) dan pada buah merah (B) Sumber : Main Sese Inda
Laila (2011)
Pada
pengamatan patogen di laboratorium ditemukan jenis cendawan dengan ciri -ciri
yaitu miselium yang tumbuh pada media PDA awalnya berwarna putih selanjutnya
terlihat ada semburat warna pink muda
dibagian tengah. Konidiofor ramping,
konidia hialin terdiri dari
mikrokonidia dan makrokonidia. Mikrokonidia berbentuk lonjong dan melengkung terdiri
dari 1 sel sedangkan makrokonidia terdiri dari beberapa sel bentuknya sedikit
melengkung dengan ujung yang lancip seperti kano. Bentuk morpologi cendawan
Fusarium dapat dilihat
A.
KARAT DAUN
Penyebab Penyakit : jamur Hemileia Vastatrix
hemileia vastatrix
Gejala Serangan :
Pada sisi
bawah daun terdapat bercak bercak berwarna kuning muda kemudian berubah
menajdikuning tua. pada bercak terdapat tepung berwarna jingga cerah yang
terdiri atas jamur karat. Bercak yang tua berwarna cokelat tua sampai hitam
mengering, Daun yang terserang akan gugur, sehingga pohon menjadi gundul.
Daur Hidup
Jamur
membentuk spora dalam jumlah banyak kemudian terjadi penetrasi kedalam jaringan
daun. Infeksi terjadi melalui permukaan bawah daun. Perkecambahan spora
memerlukan air. Lama waktu perkecambahan tergantun dari uhu. Pada suhu optimum
21-15 derajat Celcius diperlukan waktu 1-3 jam untuk berkecambah.
Faktor yang berpengaruh :
a.
Air berperan penting dalam penyebaran penyakit.
b.
Angin berperan dalam penyebaran spora.
c.
Umur daun menetukan kerentanan terhadap penyakit. Dan
yang paling rentan adalah yang membuka penuh.
d.
Pohon atau cabang yang berbuah lebat leibh rentan.
Pengendalian :
a.
Menggunakan varietas kopi yang tahan
b.
Menggunakan mokrobia yang bersfat berlawanan, yaitu
bakteri Bacillus thuringienesis dan jamur Verticilium hemileiae
c.
Penggunaan fungisida
B.
AKAR COKELAT
Penyebab Penyakit : Jamur Phellinus noxius
Gejala Penyakit :
Daun tanaman
yang sakit menguning, layu dan rontok. Jika akar tanaman sakit dibongkar, pada
akar tunggangnya tertutup kerak yang terdiri atas butir-butir tanah yang
melekat sangat kuat sehingga tidak dapat terlepas, walalupun sudah dicuci dan
disikat. Diantara butir butir tanah tampak adanya jaringan jamur yang berwarna
cokelat tua sampai cokelat kehitaman
Kerak
terjadi karena miselium yang membukus akar berlendir, sehingga butir-butir
tanah terikat kuat. Akar yang sakit menjadi busuk kering dan lunak, mempunya
garis-garis cokelat gambir yang terdiri atas miselium jamur.
Daur Hidup :
Jamur
menular ke tanaman sehat karena adanya kontak antara akar sehat dengan akar
yang sakit. Jamur menular sangat lambat karena umumnya hanya terdapat pada akar
tunggang. dengan demikan akar tanaman yang sehat jarang berkontak dengan
bagaian-bagian yang sakit infeksi hampir selalu terjadi di tempat-tempat yang
mempunyai sisa sisa tunggul pohon hutan. Pada tonggak yang terpendam dalam
tanah, jamur mampu bertahan hidup sampai 14 Tahun. Tanaman inang lain : karet,
teh, kakao, kelapa, kelapa sawit kina, kapuk, kapas, nangka, dadap, kapur,
kapur barus, kluwih, almtoro, dan kayu manis
Faktor yang berpengaruh :
kebun
dibekas tanah hutan atau kebun tua yang pemgukaannya tidak dilakukan dengan
baik akan mudah terserang jamur
Pengendalian :
a.
Dilakukan pembongkaran pada tanaman sakit, sisa-sisa
akar diambil dan dibakar.
b.
Membuat saluran isolasi di tempat yang terinfeksi.
c.
Melakukan peremajaan, dengan membongkar tanaman yang
sudah tua hingga tidak dijmupai tunggul pohon-pohon tua.
C.
JAMUR UPAS
Penyebab
Penyakit : Jamur Upasia Salmonicolor
Gejala
Serangan :
a.
Infeksi terjadi pada percabagangan atau sisi bawah
cabang dan ranting. Mula-mula jamur membentuk miselium tipis, mengkilat seperti
sutera atau perak, disebut stadium rumah laba-laba, pada stadium tersebut belum
masuk kedalam kulit.
b.
Pada bagian ranting yang tidak terlindung, stadium
rumah laba-laba berkembang menjadi stadium bongkol kemudian membentuk banyak
sporodakium berwarna merah, disebut stadium anamorf
Daur Hidup :
Jamur upas
membentuk basidiospora, berbentuk seperti buah peer, bersifat polifag. Tanaman
inang lain : karet, teh kakau, kina jeruk, mangga, nangka, jati, kelengkeng dan
melinjo
Faktor yang
berpengaruh :
a.
Tanaman pupuk hijau (Tephrosia candida) sering menjadi
sumber infeksi
b.
Penyakit banyak terjadi pada kebun yang lembab,
pemangkasan kurang, dan pohon pelindung yang terlalu rapat.
c.
Penyakit lebih banyak terdapat di daerah dengan curah
hujan tinggi.
Pengendalian
:
a.
Sanitasi, yaitu : mengurangi kelembapan kebun, dengan
memangkas pohon pelindung atau ranting-ranting kopi yang tidak produktif
b.
membersihkan sumber infeksi yang ada di sekitar,
misalnyatanaman pupuk hijau yang sakit.
c.
Penggunaan fungisida, dengan cara melumasikan
fungisida pada batang atau cabang besar yang terserang jamur
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas maka dapat saya tarik
kesimpulan sebagai berikut.
Pada tanaman
buah kopi banya di serang oleh penyakit yaitu jenis cendawan dengan ciri -ciri yaitu miselium yang tumbuh pada media
PDA awalnya berwarna putih selanjutnya terlihat ada semburat warna pink muda dibagian tengah.
Konidiofor ramping, konidia hialin
terdiri dari mikrokonidia dan
makrokonidia. Dan ada lagi penyakit yang menyerang tanaman kopi yaitu karat
daun, akar cokelaqt dan jamur upas dan mempunai gejalah masing – masing.
DAFTAR PUSTAKA
AEKI. 2011.
Realisasi Ekspor Berdasarkan Jenis Kopi Tahun 2010.Tersedia di http://www.aekiaice.org/ i m a g e s
/ s t o r i e s / s t a t 2 0 1 1 /realisasi_ekspor_berdasarkan_jenis_kopi pdf.
Diakses tanggal 15 September 2011. Afandi. 2004. Benchmark Description :
Benchmark and Window Level Information.
Progress Report CSM-BGBD Project. Universitas Lampung (Unpublished).
pp.1-35.
Ferreira, S. A. and Rebecca
A. B., 1991. Colletotrichum coffeanum (online),
(http://wwww.google.com/colletotricum coffeanum.htm. diakses 1 September 2010).
Department of Plant Pathology, CTAHR.. University of Hawaii. Manoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar